Assalamu'alaikum rekan-rekan guru semua, Kepergian Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo untuk selama-lamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia pendidikan Indonesia.
KETUA Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo
Pria kelahiran Banjarnegara, 12 Februari 1962 itu selama ini dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak guru. Terutama soal tunjangan profesi guru (TPG) dan juga vokal dalam memperjuangkan masalah guru honorer.
Sebelum meninggal dunia pada Senin 14 Maret 2016, Sulistyo masih aktif memperjuangkan nasib dua guru honorer. Pada Jumat 11 Maret 2016 lalu, ia masih mengunjungi seorang guru honorer kategori 2 (K2) Mashudi yang ditahan Polda Metro Jaya.
Mashudi yang merupakan guru
honorer asal Brebes itu ditahan karena mengirim pesan singkat (SMS) kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi. "Bagian Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) PB PGRI mendampingi sdr. Mashudi di Polda Metro Jaya. PGRI wajib hukumnya memperjuangkan & mmbela anggotanya termasuk Sdr. Mashudi guru honorer K2 asal Brebes," tulis Sulistyo dalam akun Twitter miliknya @sulistyo_PGRI pada 11 Maret 2016 lalu.
Dia juga ikut memperjuangkan nasib guru honorer asal Nusa Tenggara Timur, Meliyati Tameo. Guru honorer K2 SD Oefafi NTT tersebut dipecat kepala sekolah karena mempertanyakan honor per bulan sebesar Rp 250.000, yang tidak dibayarkan selama tiga tahun.
"Permasalahan guru honorer memerlukan kemauan politik untuk menyelesaikannya. Berikan solusi dengan sejumlah alternatif agar jelas," tulis Sulistyo dalam akun Twitter miliknya, tertanggal 12 Maret 2016, yang menjadi kicauan terakhirnya di media sosial tersebut.
Sulistyo meninggal dunia pada Senin 14 Maret 2016sekitar pukul 11.00 WIB. Sulistyo meninggal dunia di usia 54 tahun di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta.